Di era serba digital seperti saat ini, video call telah menjadi salah satu media komunikasi paling populer. Mulai dari urusan kerja, pendidikan, hingga sekadar berbincang dengan keluarga dan teman, panggilan video menawarkan kemudahan untuk berinteraksi secara langsung meskipun berjauhan. Namun di balik manfaatnya, video call juga mulai dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan berbagai modus penipuan.
Agar kita terhindar dari risiko kejahatan digital, penting untuk memahami berbagai potensi bahaya saat video call dan bagaimana cara melindungi diri.
Jenis Modus Penipuan Saat Video Call
Berikut ini beberapa modus penipuan yang kerap terjadi saat video call:
1. Modus Video Call “Keluarga Kecelakaan”
Pelaku berpura-pura menjadi kerabat atau keluarga korban, lalu melakukan video call sambil menyampaikan kabar bohong tentang kecelakaan, meminta korban untuk segera mentransfer sejumlah uang untuk biaya rumah sakit atau operasi.
Ciri-cirinya:
- Mengaku kerabat yang nomornya tidak dikenal.
- Memberikan kabar buruk mendadak.
- Menggunakan nomor atau akun palsu.
2. Video Call Berkedok Lowongan Kerja
Banyak penipu yang mengiming-imingi korban dengan tawaran kerja mudah berpenghasilan besar. Biasanya, pelaku akan mengajak video call untuk memberikan kesan profesional, lalu meminta biaya administrasi, pelatihan, atau seragam.
Ciri-cirinya:
- Proses terlalu cepat tanpa tahapan normal rekrutmen.
- Meminta sejumlah biaya di awal.
- Perusahaan tidak jelas legalitasnya.
3. Penipuan Investasi & Trading Bodong
Modus ini juga sering menggunakan video call untuk meyakinkan korban tentang peluang bisnis atau investasi palsu. Penipu akan tampil meyakinkan di layar, menunjukkan screenshot atau grafik palsu, dan menjanjikan keuntungan fantastis dalam waktu singkat.
Ciri-cirinya:
- Menjanjikan profit tinggi tanpa risiko.
- Memamerkan hasil transfer atau saldo palsu.
- Memaksa segera transfer dana.
4. Rekam Video Call untuk Pemerasan
Modus ini memanfaatkan rekaman video call korban, lalu digunakan untuk mengancam. Biasanya terjadi pada video call yang bersifat privat atau personal, seperti panggilan video tidak senonoh.
Ciri-cirinya:
- Mengajak video call di luar konteks umum.
- Meminta korban melakukan tindakan tertentu.
- Mengancam menyebarkan video jika tidak memenuhi permintaan.
Dampak Jika Menjadi Korban
Menjadi korban penipuan melalui video call bisa berdampak serius:
- Kerugian finansial, baik berupa transfer uang langsung maupun pengurasan saldo rekening.
- Kehilangan privasi, data pribadi atau video bisa disalahgunakan.
- Tekanan mental, akibat ancaman, pemerasan, atau penipuan emosional.
- Reputasi tercemar, jika video atau informasi pribadi disebarluaskan.
Cara Mencegah Penipuan Saat Video Call
Agar tetap aman saat berkomunikasi via video call, berikut langkah-langkah pencegahannya:
1. Verifikasi Identitas Penghubung
Sebelum menerima video call, pastikan identitas penghubung benar-benar dikenal atau sudah diverifikasi. Jangan asal menerima video call dari nomor asing, terlebih jika menggunakan akun media sosial palsu.
2. Jangan Berikan Data Pribadi
Hindari menyebutkan atau menunjukkan data sensitif saat video call seperti:
- Nomor KTP
- Nomor rekening
- Kata sandi
- Kode OTP
- Foto-foto pribadi
3. Gunakan Aplikasi Resmi & Aman
Pastikan video call dilakukan menggunakan aplikasi resmi yang memiliki fitur keamanan, seperti enkripsi end-to-end (WhatsApp, Zoom, Google Meet). Hindari menerima panggilan dari platform asing yang tidak jelas legalitasnya.
4. Aktifkan Fitur Privasi
Atur aplikasi video call agar hanya bisa dihubungi oleh kontak tertentu. Aktifkan fitur verifikasi dua langkah (two-step verification) untuk mencegah akun dibajak.
5. Jangan Mau Diajak Video Call Pribadi oleh Orang Tak Dikenal
Jika ada ajakan video call yang tidak relevan, apalagi disertai rayuan atau modus bisnis mendadak, tolak dengan tegas.
Tanda-Tanda Video Call Mencurigakan
Perhatikan beberapa tanda video call yang berpotensi penipuan:
- Mengaku keluarga/teman tapi nomornya baru.
- Mendesak korban melakukan transfer dana.
- Menawarkan bisnis/investasi tanpa dokumen resmi.
- Berusaha mengalihkan perhatian saat menanyakan data pribadi.
- Tiba-tiba meminta korban membuka tautan atau aplikasi tertentu.
Cara Melaporkan Penipuan Video Call
Jika menjadi korban atau mencurigai adanya upaya penipuan video call:
- Blokir nomor/akun pelaku di aplikasi.
- Laporkan ke pihak platform (WhatsApp, Zoom, Google Meet) melalui fitur ‘Report Contact’.
- Simpan bukti video, chat, atau nomor pelaku.
- Laporkan ke Kepolisian via call center 110 atau aplikasi resmi seperti Patroli Siber Bareskrim Polri.
- Laporkan ke Kominfo di aduankonten.id jika konten melanggar hukum.
Tips Tambahan Agar Tetap Aman Saat Video Call
- Selalu lakukan screening kontak sebelum menerima panggilan.
- Gunakan VPN saat video call di jaringan publik.
- Tutup atau matikan kamera jika merasa situasi tidak nyaman.
- Jangan mudah percaya dengan panggilan darurat keuangan mendadak.
- Ajarkan orang tua & anak cara mengenali modus penipuan digital.
Video call memang memudahkan komunikasi di era digital, tapi sekaligus membuka peluang bagi penipuan berbasis teknologi. Modus penipuan melalui video call terus berkembang, mulai dari berita duka palsu, lowongan kerja fiktif, investasi bodong, hingga pemerasan berbasis video pribadi.
Kewaspadaan dan literasi digital adalah kunci utama agar kita tetap aman saat berinteraksi di dunia maya. Selalu cek identitas penghubung, hindari berbagi informasi pribadi saat video call, gunakan aplikasi resmi yang aman, dan laporkan jika menemukan indikasi penipuan.
Dengan lebih hati-hati dan cerdas, kita bisa memanfaatkan teknologi video call secara aman tanpa terjebak dalam modus-modus penipuan yang merugikan.
