Di tengah percepatan transformasi digital, kesenjangan keterampilan teknologi masih menjadi tantangan besar di berbagai wilayah Indonesia, terutama di luar pusat pertumbuhan teknologi. Pelaku usaha kecil, kreator lokal, hingga mahasiswa kerap kesulitan mengakses pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri. Rendahnya pemahaman terhadap akal imitasi (AI) membuat potensi lokal sulit bersaing dalam ekonomi digital. Jika dibiarkan, kesenjangan ini berisiko memperlebar jarak antara pusat, dan daerah dalam hal inovasi maupun pertumbuhan ekonomi.
Menjawab tantangan tersebut, Telkom Indonesia melalui program Indigo menginisiasi pelatihan AI bertajuk AI Opportunity Learning Program. Program ini merupakan hasil kolaborasi bersama Google.org dan Asian Development Bank, serta didukung oleh Asian Venture Philanthropy Network sebagai pengelola AI Opportunity Fund. Pelatihan difasilitasi oleh Remote Skills Academy dan Nortis AI Academy, dan diselenggarakan di ruang inovasi IndigoSpace Malang.
Pelatihan berlangsung pada 5 dan 12 Juni 2025 dengan jumlah peserta lebih dari 180 orang yang berasal dari berbagai latar belakang, mulai dari pelaku usaha kecil, mahasiswa, hingga komunitas teknologi. Materi yang diberikan tidak hanya mencakup pengenalan konsep dasar AI, tetapi juga keterampilan praktis seperti pemanfaatan AI generatif untuk produksi konten, serta strategi penerapan AI dalam meningkatkan efisiensi dan produktivitas usaha. Selain mendapatkan sertifikat kelulusan, peserta juga memperoleh akses ke ekosistem startup digital binaan Indigo.
Menurut Patricia Eugene Gasperz, Senior Manager Indigo, pelatihan ini mencerminkan komitmen Telkom Indonesia dalam membuka akses teknologi dan memberdayakan talenta lokal. “Kami percaya masa depan AI di Indonesia tidak hanya tumbuh di kota besar, tetapi juga dari daerah yang jarang tersentuh teknologi seperti di Malang. Di pelatihan ini, semangat belajar peserta sangat luar biasa, bahkan dari yang baru pertama kali mengenal AI. Ini membuktikan bahwa potensi ada di mana-mana. Tugas kita adalah membuka jalan dan percaya pada kemampuan mereka,” ujar Patricia.
Program ini memberikan dampak nyata, tidak hanya bagi peserta, tetapi juga bagi komunitas sekitar. Dengan pengetahuan baru dan akses terhadap alat berbasis AI, peserta kini memiliki modal awal untuk meningkatkan daya saing di era digital. Bagi pelaku UMKM, ini berarti terbukanya peluang pasar dan efisiensi operasional. Bagi mahasiswa dan kreator, pelatihan ini menjadi pijakan awal untuk membangun karier digital yang relevan. IndigoSpace sebagai ruang kolaborasi terbuka turut memperkuat jembatan antara teknologi dan kebutuhan masyarakat di daerah.
Ke depannya, Indigo berharap inisiatif ini dapat direplikasi di berbagai wilayah Indonesia, dan terus berkontribusi dalam membentuk ekosistem digital yang inklusif. Sepanjang tahun 2025, AI Opportunity Learning Program dijadwalkan hadir di kota-kota lain seperti Gresik, Surabaya, dan Banyuwangi. Sejalan dengan komitmen Telkom Indonesia dalam mendukung pertumbuhan talenta digital, Indigo akan terus menjadi penggerak utama dalam memperluas akses terhadap teknologi, membangun kapasitas lokal, dan menciptakan masa depan digital yang menyeluruh.
Sumber : https://vritimes.com/id/articles/b7d3f721-cbcd-11ee-a262-0a58a9feac02/682935d4-4b1d-11f0-b852-0a58a9feac02