Di balik rimbunnya hutan Aceh, tersembunyi kisah tentang sebuah kelompok etnis yang kini nyaris terlupakan yaitu: Suku Mante,disebut sebagai penghuni awal Tanah Rencong, jauh sebelum Islam menyebar dan kerajaan-kerajaan besar berdiri. Namun, seiring laju modernisasi dan pergeseran zaman, keberadaan mereka semakin kabur, hanya tersisa dalam cerita rakyat, catatan lama, dan penampakan misterius yang terekam kamera.
Masyarakat Aceh mengenal nama Mante sebagai suku misterius yang hidup berpindah-pindah di pedalaman hutan. Karena mereka tidak bersosialisasi dengan dunia luar. Keberadaan mereka bukan sekadar mitos. Beberapa warga dan peneliti mengklaim pernah melihat langsung sosok Suku Mante di hutan-hutan Aceh Besar atau Aceh Tengah.
Mari kita telusuri siapa sebenarnya Suku Mante, bagaimana budaya asli mereka, dan mengapa warisan mereka nyaris terlupakan oleh masyarakat modern.
1. Siapa Itu Suku Mante?
Suku Mante dipercaya sebagai salah satu suku asli atau proto-Melayu, yang lebih dulu mendiami wilayah Aceh, sebelum kedatangan suku-suku lain. Mereka hidup secara nomaden, tinggal di hutan-hutan lebat, dan bergantung pada alam untuk bertahan hidup.
Sebagian besar masyarakat menggambarkan Suku Mante bertubuh kecil, pendek, berkulit sawo matang, dan sangat lincah. Mereka tidak memakai pakaian modern, melainkan hanya kain sederhana atau bahkan tanpa busana. Gaya hidup mereka menunjukkan bahwa mereka tidak mengenal teknologi atau kehidupan sosial seperti masyarakat modern.
Meski belum ada bukti ilmiah yang lengkap, peneliti seperti Dr. Sofyan Daud dari Universitas Syiah Kuala menyebutkan bahwa Suku Mante bisa jadi bagian dari komunitas Austro-Melanesia yang menetap di Sumatra sebelum masuknya budaya Melayu-Islam.
Baca Juga: Suku di nusantara
2. Budaya Suku Mante: Bertahan Lewat Kesunyian
Budaya Suku Mante tidak terdokumentasi secara lengkap karena keterbatasan interaksi dengan masyarakat luar. Namun, dari berbagai pengamatan dan kisah warga yang disimpulkan:
- Bahasa: Mereka diyakini memiliki bahasa tersendiri
- Tempat Tinggal: Suku Mante membangun gubuk kecil dari daun dan kayu, biasanya tersembunyi di tengah hutan, dekat sungai.
- Pola Makan: Mereka memanfaatkan hasil hutan—buah-buahan, umbi-umbian, ikan, dan hewan buruan seperti monyet atau rusa kecil.
- Mobilitas: Karena sifatnya nomaden, mereka tidak menetap lama di satu tempat. Begitu merasa terganggu, mereka akan berpindah jauh ke pedalaman.
Tradisi dan kepercayaan mereka belum terungkap secara rinci. beberapa peneliti meyakini bahwa mereka memiliki sistem nilai dan hukum adat yang dijalankan secara ketat dan turun-temurun tanpa tertulis.
3. Jejak Suku Mante di Sejarah Aceh
Dokumen kuno Aceh, seperti “Hikayat Aceh”, pernah menyebut Mante sebagai salah satu suku purba. Konon, ketika kerajaan-kerajaan Islam mulai berdiri di pesisir Aceh, Suku Mante mundur ke pedalaman untuk menghindari asimilasi.
Dalam sejarah lisan, Suku Mante disebut sebagai leluhur dari beberapa suku yang kini menetap di wilayah tengah Aceh, termasuk Gayo. Namun, tidak semua ahli sepakat dengan pendapat ini. Beberapa menilai Suku Mante merupakan kelompok yang sama sekali berbeda dan tidak berkerabat dekat dengan suku-suku lain di Aceh.
4. Penampakan yang Menggemparkan
Pada tahun 2017, sebuah video viral pengendara motor trail di hutan Aceh, yang dikejutkan oleh manusia kecil yang berlari sangat cepat dan menghilang di semak. Video ini memicu diskusi hangat di media sosial dan media nasional. Banyak yang meyakini itu adalah anggota Suku Mante.
Setelah kejadian itu, tim pencari dari Dinas Sosial dan LSM sempat melakukan pencarian di area tersebut. Namun, mereka tidak menemukan jejak jelas. Beberapa warga menyebut bahwa Suku Mante memang ada, namun mereka sangat pandai menyembunyikan diri dan tidak ingin berinteraksi dengan manusia luar.
5. Mengapa Mereka Menghilang?
beberapa alasan Suku Mante sulit ditemukan:
- Tekanan Modernisasi: Pembukaan hutan untuk perkebunan, tambang, dan jalan membuat habitat mereka semakin menyempit.
- Stigma Sosial: Dalam beberapa cerita rakyat, Suku Mante digambarkan negatif—sebagai makhluk aneh, liar, atau bahkan bukan manusia.
- Isolasi Pilihan: Mereka memang memilih hidup terpisah dari masyarakat modern, menjaga tradisi dan cara hidup yang sederhana.
- Minimnya Penelitian Serius: Hingga kini, belum ada penelitian antropologi intensif yang khusus membahas Suku Mante secara menyeluruh.
6. Peluang Pelestarian Budaya
Pemerintah Aceh dan lembaga kebudayaan bisa melakukan beberapa langkah:
- Mendokumentasikan Cerita Rakyat: Mengumpulkan kisah-kisah tentang Suku Mante dari para tetua adat di Aceh bisa menjadi basis informasi awal.
- Membuka Dialog Adat: Jika memungkinkan, perlu pendekatan halus untuk menghubungi mereka (jika masih ada) secara humanis dan non-invasif.
- Cagar Budaya Hutan: Melindungi area hutan tempat mereka tinggal
- Edukasi Masyarakat: bahwa Suku Mante adalah bagian dari identitas budaya Aceh, bukan sekadar legenda belaka.
7.Jangan Biarkan Mereka Benar-Benar Hilang
Suku Mante adalah saksi hidup perjalanan panjang manusia di Nusantara. Mereka mewakili cara hidup yang sangat berbeda dari kita—sederhana, selaras dengan alam, dan menjaga jarak dari modernitas. Namun, keterasingan mereka juga membuat mereka rentan terlupakan.
Kita, sebagai masyarakat yang menghargai sejarah dan budaya, memiliki tanggung jawab untuk menjaga kisah mereka tetap hidup. Melalui pendidikan, penelitian, dan pelestarian, kita bisa memastikan bahwa Suku Mante tetap menjadi bagian dari narasi besar Tanah Rencong yang kaya akan keragaman.
Jangan biarkan mereka lenyap begitu saja tanpa jejak. Mari kita terus mencari, mendengar, dan menghormati—agar budaya asli Tanah Rencong tetap abadi dalam ingatan bangsa.
