Usaha fried chicken bisa dikatakan sebagai jenis usaha pangan yang banyak diminati. Hal ini tentunya didorong oleh banyaknya peminat ayam goreng yang renyah dan enak. Namun sebelum berbisnis fried chicken, ketahui kelemahan usaha fried chicken yang mungkin didapat berikut ini:
1. Bisnis Mainstream
Bisnis ayam goreng dianggap menguntungkan dari segi peminat. Tak heran jika semakin banyak pebisnis kuliner yang memilih fried chicken sebagai jenis makanan yang dijual. Seperti yang bisa dilihat saat ini bahwa fried chicken menjadi usaha makanan yang sangat menjamur.
Hal ini membuat pengusaha sangat sulit untuk menjadi otentik. Sudah banyak penjual ayam goreng lain dengan berbagai hal yang ditawarkan. Hasilnya sama saja, hanya beberapa yang bisa membuat keotentikan yang menarik hati pelanggan. Sisanya, tetap gerai fried chicken besar dan terdahulu pemenangnya.
2. Modal Peralatan Besar
Meski banyak yang menginginkan fried chicken, namun banyak juga kriteria yang dituntut. Misalnya saja, ayam goreng harus dalam keadaan panas. Ayam goreng dengan lapisan renyah juga tentu harus dipertahankan kerenyahannya. Belum lagi cara untuk membuat ayam goreng tidak terlalu berminyak.
Semua itu tentu membutuhkan proses yang panjang atau peralatan yang canggih. Pasalnya, hal-hal seperti itu tentu akan menyebabkan timbulnya berbagai biaya tambahan. Jika bukan untuk pengembangan produk, tentu untuk membeli alat terkini yang canggih.
3. Persaingan Harga Sulit
Banyaknya restoran lain yang juga menawarkan fried chicken sudah tentu menjadi kelemahan usaha fried chicken. Begitu banyak penjaja fried chicken dengan berbagai varian. Namun jika diperhatikan maka, akan terlihat jelas jika harga yang dipatok untuk ayam goreng hampir sama.
Hal ini tentu akan menyulitkan pengusaha fried chicken yang baru. Dengan niat menciptakan menu fried chicken yang otentik namun ternyata menu tersebut bahan dasarnya memiliki harga tinggi. Tentu akan meningkatkan harga jual. Namun pengusaha tak bisa berkutik karena khawatir produknya tidak diminati.
4. Resiko Menu Membosankan
Ayam goreng bisa dikatakan tak ada habisnya dari segi permintaan. Untuk acara besar, untuk acara santai, bahkan untuk hidangan ketika sedang bingung menentukan makanan. Akhirnya banyak sekali pengusaha berasumsi bahwa fried chicken adalah usaha yang tepat.
Sayangnya, pasar fried chicken sudah dikuasai beberapa merk besar. Merk tersebut membuat standar ayam goreng yang diminati konsumen. Pilihannya hanya, pengusaha baru mengikuti standar dengan resiko pelanggan bosan atau menciptakan menu baru dengan resiko belum tentu diminati.
5. Perputaran Bahan Baku Sulit
Masalah yang satu ini tentunya akan dihadapi oleh sebagian besar pebisnis di bidang kuliner. Memilih usaha kuliner artinya harus mempersiapkan diri akan kemungkinan kerugian ini. Penjualan makanan tentu harus menggunakan bahan yang segar agar pelanggan puas dengan makanan yang dinikmati.
Karenanya, pengusaha pangan harus memastikan suplai bahan segar tetap aman. Sayangnya, beberapa usaha pangan baru tentu memiliki penjualan yang tidak sebesar usaha pangan yang sudah berjalan lama. Karenanya, agak sedikit memberatkan untuk tetap menyediakan bahan baku segar.
6. Resiko Food Waste
Yang terakhir adalah, sudah tentu resiko food waste. Kendala ini juga tentunya akan dialami oleh pebisnis di bidang kuliner. Bisnis kuliner tak setiap saat memiliki jumlah penjualan yang besar. Apalagi usaha masih terbilang baru dan belum dikenal.
Sementara, pengusaha harus terus membuat stok barang untuk dijual, dalam keadaan apapun. Jika ternyata produk fried chicken tidak terjual maka sudah tentu penjual akan membuangnya. Disinilah resiko food waste terjadi.
Membangun sebuah usaha bukanlah sebuah persoalan yang kecil. Untuk bisa membangun usaha yang kokoh, pengusaha tentu harus mempelajari peluang serta resikonya. Jadi, ketika akan membuka bisnis fried chicken, perhatikan pula kelemahan usaha fried chicken seperti pembahasan diatas.
