Mendapatkan omset dalam berbisnis adalah tujuan dari semua pebisnis. Omset didapatkan dari hasil penjualan barang dalam kurun periode tertentu. Bagi pebisnis pemula perlu mengetahui bagaimana cara menghitung omset yang benar agar tidak ada salah perhitungan.
Omset kerap kali digunakan untuk mengukur keuntungan atau tingkat kesuksesan yang dicapai. Pada kenyataannya perhitungan omset tidak bisa dijadikan sebagai acuan karena omset masih bersifat pendapatan kotor. Omset juga tidak menjamin besarnya keuntungan yang diperoleh dalam bisnis.
Pengertian Omset
Menurut Investopedia omset disebut sebagai revenue, yang mempunyai arti pendapatan dari bisnis normal yang di dalamnya sudah termasuk potongan harga dan pengurangan barang yang dikembalikan atau retur. Berdasarkan pengertiannya, jelas bahwa omset berbeda dengan profit. Kerap kali banyak yang berasumsi keduanya adalah sama.
Dalam perhitungannya omset yang diperoleh harus dikurangi dengan pembayaran biaya-biaya lainnya yang berhubungan dengan bisnis tersebut. Biaya yang termasuk antara lain sewa gedung, biaya untuk operasional, gaji, bayar listrik, biaya untuk pemasaran dan biaya lainnya lagi.
Cara Menghitung Omset
Menghitung omset harus dilakukan dengan teliti dan jangan sampai ada biaya terlewat. Seperti yang dibahas di atas bahwa pendapatan yang diterima harus dikurangi, maka ada beberapa cara untuk menghitungnya:
1. Menghitung Omset Per Bulan
Ini adalah cara menghitung omset yang dapat dilakukan dengan sederhana, yaitu dengan menghitung total produk yang sudah terjual dan dikalikan dengan harga jualnya. Berikut penjelasannya:
Rumus :
Omset= Total Produk Terjual x Harga Jual Per Barang
Contoh perhitungannya :
Toko ABC menjual sepatu sebanyak 100 pasang di bulan Januari 2021 dengan harga jual per pasang Rp 200.000.
Omset= Jumlah produk x harga jual
Omset= 100 x Rp 200.000
Omset Januari 2021= Rp 20.000.000
Nilai perolehan omset tersebut masih kotor karena belum dikurangi dengan biaya-biaya lainnya.
2. Menghitung Persentase Omset
Perhitungan ini biasa digunakan pebisnis untuk membandingkan omset satu periode dengan periode lainnya. Ini bisa dijadikan bahan evaluasi dalam bisnis untuk meningkatkan kembali penjualan untuk ke depannya.
Rumus:
Persentase= (Akhir – Awal) / Awal x 100%
Contoh perhitungannya :
Toko DCF mampu menjual nugget 150 pak pada bulan Maret 2021. Pada bulan April 2021 mengalami peningkatan penjualan jumlah hingga 200 pak. Harga satuan untuk 1 pak adalah Rp 25.000
Persentase= (Akhir – Awal) / Awal x 100%
= (200 – 150 ) / 150 x 100%
= 50 / 100 x 100%
= 50%
Dapat ditarik kesimpulan bahwa Toko DCF mengalami kenaikan omset sebesar 50%
3. Menghitung Omset per Tahun
Terkadang pebisnis enggan untuk menghitung omsetnya perbulan karena harus mengurangi biaya-biayanya secara berkala. Ada cara untuk menghitung omset dalam waktu 1 tahun. Cara ini memang lebih mudah tetapi tidak sepenuhnya bisa memberikan jumlah keuntungan yang didapat secara pasti.
Rumus :
Omset= Total Produk Terjual x Harga Jual per barang x 12 (bulan)
Contoh perhitungannya:
Sebuah industri rumahan mampu menjual 250 buah gelang tangan. Harga jual per buahnya Rp 10.000
Omset= 250 x 10.000 x 12 bulan
= 250.000 x 12
= Rp 30.000.000
Maka omset per tahun untuk industri rumahan tersebut adalah Rp 30.000.000
Beberapa cara menghitung omset di atas bisa dicoba dan diterapkan dalam bisnis. Hitungan sederhana tersebut dapat memberikan gambaran untuk para pebisnis dalam menjalankan bisnisnya. Para pebisnis juga dapat memilih metode mana yang sekiranya cocok dengan bisnisnya.